Misteri Jimat Lulus CPNS

Oleh Nasrullah
Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
FKIP Universitas Lambung Mangkurat

 

Bacaan Lainnya

 

Apa mungkin menggunakan jimat, rajah, wafak, banyu panarang hati, dan lain-lain yang sejenis dapat membantu pelamar untuk lulus tes CPNS? Konon jimat untuk tes CPNS lebih portable yakni dirajah pada alat tulis untuk menjawab soal. Bahkan saat tulisan ini dibuat, ada yang menawarkan rajah pada keyboard computer atau laptop. Apalagi  salah satu media on-line nasional yakni detik.com (23/11) menurunkan berita berjudul “Jelang Tes CPNS 2019, Harga Jimat Dijual Mulai Rp 10.000”

Setidaknya ada dua jawaban untuk pertanyaan di atas. Bagi kelompok rasional, mustahil lulus karena tes CPNS adalah perkara terang benderang untuk menjawab soal membutuhkan kemampuan ilmu pengetahuan yang didapatkan melalui belajar. Sebaliknya, bagi kelompok yang menganut hukum probabilitas, menggunakan jimat mungkin saja bisa lulus bahkan dengan kemungkinan sekecil apa pun. Apalagi jika pengguna yakin bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Tentu jawaban konkret tersebut hanya bisa dilihat dari hasil nilai tes CPNS yang keluar begitu peserta selesai menjawab soal tes berbasis komputer. Sayangnya tidak ada survei yang menampilkan seberapa besar presentasi yang lulus tes CPNS antara pengguna jimat dan kaum rasionalis.

Baca Juga = 4 Formasi CPNS masih Nihil Pelamar

 

Alasan Menggunakan Jimat

Dari pada terjebak dalam dikotomi mungkin dan tidak mungkin, saya lebih tertarik melihat alasan penggunaan jimat. Adapun lulus atau tidak CPNS, itu soal lain.

Pertama, penggunaan jimat tersebut berasal dari kesadaran bahwa ia tidak memiliki kemampuan untuk menjawab soal tes CPNS atau tidak sampai pada taraf berpikir bagaimana soal dijawab dengan benar. Maka ia lebih menggantungkan harapan pada kemungkinan lulus sebagai bentuk katuahan atau kebetulan yang didekatkan melalui kekuatan jimat tersebut.

Pola pikir seperti ini sebenarnya telah berkembang di masyarakat untuk mendapatkan kemujuran karena tuah dan kebetulan belaka. Mungkin kita masih ingat ada ungkapan “Kalo pina tasipak intan”, artinya kemujuran itu bukan sesuatu yang diusahakan dengan serius seperti mendulang intan melainkan hanya kebetulan saja.

Namun di balik hal tersebut, jawaban untuk soal CPNS yang menggunakan pilihan ganda mendorong orang menjawab spekulatif atau untung-untungan. Jawabannya kalau tidak A, maka B, C, D atau E. Harapan melalui jimat yang mengarahkan pada jawaban yang tepat tanpa didapatkan dengan cara berpikir atau tiba-tiba datang keajaiban dapat menjawab dengan benar.

Kedua, peserta tes sebenarnya merasa bisa menjawab, tapi ia tidak yakin jawabannya benar maka jimat menjadi alat agar menimbulkan rasa percaya diri. Ketiga, peserta tes sesungguhnya khawatir kalah bersaing dengan sesama kompetitor, meskipun ia merasa benar dalam menjawab. Rasa khawatir kalah agregat angka membuat ia mencari dukungan kekuatan lain sehingga lagi-lagi jimat menjadi pilihannya.

Baca Juga = 4 Formasi CPNS masih Nihil Pelamar

Tiga alasan tersebut bermuara pada satu kesimpulan, peserta tes tersebut tidak memiliki rasa percaya diri. Persoalan utama pengguna jimat adalah dominasi ketidakyakinan pada kemampuan sendiri disebabkan tidak ada persiapan matang sebelum menghadapi tes tersebut, misalnya belajar jauh-jauh hari atau dilakukan berbulan-bulan lamanya.

Umumnya kesiapan peserta tes hanya bertumpu pada kelengkapan berkas bukan kesiapan menjawab soal. Belum lagi faktor lain yang membuat gugup, misal pilihan lokasi ikut tes, karena biasanya ada beban psikologis jika bekerja jauh dari tempat asal.

Peserta tes juga mudah merasa frustrasi karena dibayang-bayangi kabar burung bahwa yang akan lulus adalah orang dekat pejabat atau pimpinan daerah saja. Padahal saat penulis berkunjung ke rumah dinas seorang pimpinan daerah. Beliau menceritakan bahwa di dalam salah satu laci, biasanya terkumpul puluhan bahkan ratusan kartu peserta tes CPNS setiap tahunnya. Kartu tes itu beliau terima dari para tamu yang menitipkan keluarga mereka agar lulus. Merasa tidak enak menolak, beliau menerima saja dan pada malam hari menjelang tes CPNS, beliau menaruh semua kartu itu di bawah sajadah. Kemudian beliau shalat hajat dan berdoa agar ada orang yang ikut tes sebagaimana tertera dalam kartu itu lulus tes CPNS.

Baca Juga = 4 Formasi CPNS masih Nihil Pelamar

 Bertemu Orang Pintar

Sebuah jimat biasanya dibuat oleh sebut saja orang pintar meski setiap daerah punya nama sendiri untuk pembuat jimat. Para pembuat jimat, selain berasal dari faktor keturunan juga melakukan ritual tertentu seperti puasa, atau membaca amalan dan menghindari pantangan-pantangan. Itulah sebabnya, meskipun jimat bisa dibuat oleh siapa saja, tetapi tidak akan mengandung kekuatan kalau sang pembuatnya tidak memenuhi kualifikasi persyaratan tertentu.

Mengakhiri tulisan ini dengan satu cerita sahih. Seorang pelamar tes CPNS datang menghadap orang pintar tepatnya orang yang benar-benar pintar. Anehnya orang pintar ini tidak memberikan jimat dan tidak memberikan sesuatu apapun secara fisik. Kepada pelamar CPNS yang tinggal beberapa hari akan mengikuti tes, orang pintar membisikkan pesan sangat rahasia. “Jika kamu ingin benar-benar lulus CPNS, segera pulang ke rumah dan belajar serius!”.

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait