Jangan takut “Stunting”

BANJARBARU, Kalselpos.com – Di Media Sosial (Medsos) begitu banyak ibu ibu terutama ibu hamil, yang sangat takut dengan “Stunting”.

Berbagai curhatan sering kita dapati di berbagai medsos. Salahkah para ibu ibu muda ini? Tentu saja tidak, mereka hanya khawatir jika hal ini menimpa pada si buah hati kelak.

Bacaan Lainnya

Berbicara Stunting, masih banyak kalangan ternyata yang belum paham betul apa artinya. Sehingga, karena ketidaktahuan itu justru membuat mereka ketakutan yang luar biasa dan ujung ujungnya menimbulkan stress berat.

Stunting merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang yang dapat terjadi pada anak. Kondisi ini menyebabkan anak memiliki perawakan pendek. Meskipun demikian, stunting bisa dicegah sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan.

Bagi ibu hamil, ini adalah fase yang tepat untuk memulai program agar buah hati tidak stunting.

Meskipun stunting dapat disebabkan oleh faktor genetik, namun ibu hamil (bumil) yang mempunyai gen dengan perawakan kecil harus tetap pula menerapkan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sejak hamil hingga anak berusia dua tahun (periode 1000 hari pertama kehidupan). Selain asupan gizi bumil juga wajib memperhatikan sanitasi yang baik.

Nutrisi yang wajib dikonsumsi oleh bumil selama kehamilan diantaranya cukupi kebutuhan zat besi, yodium, dan asam folat. Bumil harus tahu bahwa Kekurangan zat besi dan asam folat dapat meningkatkan risiko anemia pada bumil. Anak yang lahir dari ibu dengan anemia lebih berisiko mengalami stunting.

Selain kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi, bumil juga harus menjaga janin dari paparan asap rokok. Bagi bumil yang merokok maka kebiasaan ini harus dihentikan. Paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau memiliki berat badan kurang.

Rutin melakukan pemeriksaan kandungan adalah hal yang tidak kalah penting dalam mencegah stunting. Pemeriksaan rutin selama hamil bermanfaat untuk memastikan nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil cukup dan mendeteksi jika ada komplikasi pada kehamilan. Semakin cepat diketahui, komplikasi kehamilan dapat semakin cepat diatasi.

Setelah bayi lahir, lanjutkan pula upaya pencegahan stunting dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya. Setelah berusia lebih dari 6 bulan, bayi dapat diberikan tambahan nutrisi berupa makanan pendamping ASI (MPASI).

Beragam faktor lingkungan seperti kebersihan lingkungan, pola pemberian makan, dan angka kejadian infeksi pada anak juga berperan terhadap risiko anak terkena stunting. Untuk itu, pastikan makanan yang diberikan pada Si Kecil telah dipersiapkan dengan baik, sehingga terjamin kebersihannya.

Dan jangan lupa, setiap bulannya datanglah selalu ke Posyandu terdekat, untuk memantau pertumbuhan si kecil.

Penulis : Jumiatun S.Sos. Penyuluh KB Banjarbaru.
Penanggungjawab : SA.Lingga

Pos terkait