Sungai Satui tercemar ‘Berat’

IKAN MATI – Ikan yang mati di Sungai Satui, Kabupaten Tanbu, yang diduga air sungai tercemar kegiatan tambang batubara dan perkebunan sawit.[istimewa]

 

ESDM Kalsel diminta evaluasi kegiatan Tambang

Bacaan Lainnya

Kejelasan terkait dengan pencemaran yang terjadi di Sungai Satui, apakah akibat dampak dari tambang batubara, atau dampak lain dari aktifitas perkebunan kelapa sawit, kini dipertanyakan nelayan setempat kepada Bupati Tanbu.

————————-

BATULICIN, K.Pos – Muhammad Zaki (40) dan Arbani (41), warga Desa Sungai Danau RT 14, yang juga nelayan asal Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), kini mengeluhkan kualitas sungai,  tempat mereka mencari ikan, yang kini tercemar ‘berat’.

Baca juga=BEM Stikes Darul Azhar Batulicin Gelar Seminar Nasional Kesehatan

“Kami akan menghadap Bupati Tanbu H Sudian Noor meminta kejelasan terkait dengan pencemaran yang terjadi di Sungai Satui, apakah dikarenakan dampak dari tambang batubara, atau dampak lain dari aktifitas perkebunan kelapa sawit. Sebab sudah 5 hari, kami tidak bisa mencari ikan,” ucap Zaki, yang dibenarkan rekannya Arbani, kepada Kalsel Pos, Senin (14/10) pagi, saat akan menghadap bupati setempat di Gunung Tinggi, ruang tunggu Bupati Tanbu, di Batulicin.

Terpisah, Rahmat Prapto Udoyo selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Tanbu, membenarkan akan hal tersebut. Dijelaskannya, pada tanggal 7 Oktober lalu, ada keluhan warga dan juga laporan dari anggota DPRD setempat, bahwa banyak ikan mati di Sungai Satui.

Disampaikan pula, seketika itu juga pihaknya langsung menelusuri  dengan kapal menuju Sungai Satui, yang memiliki dua cabang, satu kea rah Sungai Jombang, dan satu ke arah Sungai Batu Laki.

“Saat penelusuran ke Sungai Batu Laki tidak ditemukan hal yang menjadi penyebab ikan –ikan jadi mati,” sebutnya.

Kemudian, ditelusuri lagi ke arah Sungai Jombang, hingga ditemukan aliran sungai yang berwarna coklat merah dan langsung diuji, dan ternyata PH-nya 2,4 atau sangat rendah, mengikat BOD (oksigen dalam air) yang sangat rendah, 0.04, atau tidak ada oksigen, hingga menjadi penyebab ikan – ikan mati,  ucap Rahmat Prapto Udoyo.

“Besok harinya tanggal 8 Oktober, Kami masih menyusuri di sungai arah ke hulu Kabupaten Tanah Laut (Tala), hingga ditemukan genangan air di pinggir jalan hauling PT Wahana, yang letaknya berdampingan dengan sungai. Tapi di luar konsesi wahana, ditemukan genangan air dengan PH terukur 2,4 dan mengalir ke Sungai Satui,” bebernya.

Dijelaskannya, pada tanggal 10 Oktober, penelusuran kembali dilanjutkan mengunakan Drone. “Dan masih area sekitar wilayah dimaksud, dari hasil Drone perbatasan Tanbu – Tala terlihat begitu banyak lubang tambang, dengan tipikal air di lubang tambang dengan PH rata – rata 2,3, dan ada juga limpasan kecil yang terus mengalir dari CV Rahma Rahman, yang masih ada kegiatan tambang. Karenanya, kami langsung beri peringatan agar segera memperbaiki limpasan tersebut,” tegas Rahmat Prapto Udoyo.

Baca juga=BEM Stikes Darul Azhar Batulicin Gelar Seminar Nasional Kesehatan

Terkait hal tersebut, pihak DLH Tanbu telah kepada bantuan ke Dinas ESDM Kalsel untuk dilakukan review, akan pengelolaan lingkungan dan kegiatan tambang yang berada di perbatasan Tala dan Tanbu, karena aliran air di sana, semuanya mengarah ke Tanbu, sebutnya. “Kami juga meminta kepada Dinas ESDM Kalsel, agar sekiranya mengevaluasi kegiatan tambang di wilayah tersebut,” demikian Rahmat Prapto Udoyo.

Penulis : Kristiawan
Penanggung jawab :SA Lingga

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait