Kurang perhatian Pemerintah Ratusan hektare Padi terancam Gagal Panen

TUNJUKKAN TANAMAN - Seorang petani di Desa Walatung, Kecamatan Pandawan, Kabupaten HST menunjukkan tanaman padi miliknya yang terancam mati akibat kekurangan air.(Anas)

Ratusan hektare tanaman padi berusia muda di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), kini dilaporkan terancam mati karena kekeringan akibat kemarau panjang.

————————

Bacaan Lainnya

BARABAI, kalselpos.com – Berdasarkan pantauan Kalsel Pos, Sabtu (31/8) lalu, di lapangan, tanaman padi yang mengalami kekurangan air tersebut, berada di Desa Kambat Utara, Setiap, Kayu Rabah dan Walatung.

Tanaman padi terlihat mulai menguning dan tidak bisa berkembang. Batang padi mengecil dan layu, hingga lahan pertanian terlihat kering kerontang.

Abdul Jalil, salah satu petani di Desa Walatung mengatakan, kalau dalam seminggu ke depan hujan tidak juga turun, maka tanaman padi dikuatirkan akan mati, dan para petani mengalami kerugian. “Kalau dalam minggu ini tidak hujan, maka padi kami dipastikan mati akibat kekeringan,” ujarnya kepada Kalsel Pos.

Disampaikannya, untuk membasahi lahan pertanian, mereka hanya mengandalkan turunnya hujan. “Di desa kami tidak ada pengairan, PPL (Petugas Penyuluh Pertanian) juga jarang ke sini untuk mengontrol dan memberikan penyuluhan tentang masalah yang kami hadapi,” ujarnya.

Padahal, ujar Abdul Jalil, di Desa Walatung ada tiga buah sungai handil yang bisa digunakan untuk mengatasi kekeringan karena di sungai air masih banyak. “Ketiga sungai itu adalah Sungai Handil Katiau, Handil Binderang dan Handil Bangkinang. Air di sungai masih banyak, namun kami tidak punya mesin untuk menyedot air karena harganya mahal,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Aliansyah yang tinggal di Desa Kambat Utara. Menurutnya, perhatian pemerintah Kabupaten Kabupaten HST terhadap petani masih ‘setengah hati’. “Desa kami salah satu penghasil padi terbesar di Kecamatan Pandawan dan andalan Kabupaten HST. Namun di saat kami mengalami kekeringan seperti saat ini, tidak ada perhatian dari pemerintah,” ujarnya.

Karena itulah, Aliansyah mewakili petani lainnya mengharapkan kepada bupati dan dinas terkait untuk bisa membantu mereka mengatasi kekeringan. “Kalau dibuat irigasi memang agak susah karena di sini dataran rendah. Tapi kalau pemerintah memang punya niat membantu kami, bisa saja dibelikan beberapa buah mesin pompa air berkapasitas besar untuk memompa air di sungai dan dialirkan ke sawah,” imbuhnya.

Kemarau tidak saja membuat petani padi menjerit, masyarakat yang selama ini mengandalkan perekonomiannya di sektor perkebunan juga berkeluh kesah.

Ratusan hektare lahan perkebunan di empat desa tersebut juga mengalami kekeringan. Tanaman cabai, timun, labu, jagung, terong dan lainnya banyak yang layu dan tidak berbuah. “Andai saja pemerintah menyediakan mesin pompa air, kekeringan ini bisa diatasi. Tidak seperti di daerah Kandangan, bupatinya turun langsung ke lapangan melihat keluhan petaninya. Kalau bupati kami tidak pernah sekali pun turun ke lapangan, apalagi membantu untuk mengatasi,” ujar Aliansyah dengan tatapan mata menerawang.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten HST, Ir Misradi ketika dikonfirmasi tentang hal tersebut melalui pesan WhatsApp tidak ada memberikan jawaban.

Sedangkan Kabid Tanaman Pangan Distan Kabupaten HST, Sri Sofiyanti melalui pesan WhatsApp menjawab bahwa Plt Kadistan sedang berada di luar daerah. “Hari Senin kita rapatkan dengan Plt dan BPP, hari ini Plt tugas luar daerah,” tulis Sri Sofiyanti.

(Bantah tak ke Lapangan)

Sementara, Bupati HST melalui Kabag Humas setempat, Ramadhan, Minggu (1/9) kemarin, membantah kalau ada yang mengatakan bupati dan PPL tidak pernah turun ke lapangan.  “Bupati beberapa kali turun langsung ke lapangan untuk memantau lahan dan kumpul bersama petani di daerah Pandawan, termasuk di Walatung dan Kayu Rabah, dalam kegiatan tanam dan panen bersama,” tulisnya dalam pesan WA yang diterima Kalsel Pos.

Disampaikannya, saat pertemuan, bupati memerintahkan PPL untuk aktif di lapangan bersama Gapoktan dalam mengatasi masalah pertanian, termasuk pemanfaatan mesin pompa air bantuan Pemkab HST di saat musim kemarau, untuk membantu petani atasi kekeringan.

Bupati HST melalui Dinas Pertanian, BPP Pertanian hingga PPL sebagai perpanjangan tangan sangat berkomitmen dalam membantu memecahkan permasalahan yang ada di tingkat petani.

PPL juga rajin turun, baik memantau lapangan dan melaksanakan penyuluhan dan pertemuan rutin kontak tani dengan Gapoktan,  dengan berbagai metode, berupa anjangsana perorangan, kelompok dan Gapoktan. Juga menginventarisir permasalahan – permasalahan yang ada di tingkat petani, termasuk terhadap ancaman kekeringan,” ujar Ramadhan.

Untuk di wilayah Kambat Utara, sambungnya,  sudah begitu banyak bantuan yang diberikan pemerintah seperti Alsintan (Alat dan Mesin Pertanian) berupa Hand Traktor R2 sebanyak tujuh unit, Traktor Roda 4 satu unit, Combain Harvester  tiga unit, Power Treasher tiga unit, pompa air lima unit, yang kesemuanya itu dikelola oleh Brigade Alsintan berdasarkan musyawarah di Gapoktan. “Belum lagi bantuan berupa benih padi, program pengembangan jagung, pengembangan tanaman Hortikultura berupa tanaman cabe dan jeruk, serta yang tidak kalah menarikanya pengembangan kawasan terpadu rawa lebak. Juga di tahun 2019, ini akan dilaksanakan kegiatan SERASI  (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) seluas 100 hektare,” demikian Ramadhan.

Penulis: Anas
Penanggung jawab: SA Lingga

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait