Kotabaru Mulai Krisis Air Bersih

Salah satu Dam milik PDAM Kotabaru kini tidak bisa efektif lagi menyuplai air bersih.(uji)

KOTABARU, Kalselpos.com – Sudah kurang lebih 1 bulan hujan belum mengguyur bumi Saijaan Kabupaten Kotabaru yang pastinya berdampak pada pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Hal tersebut menjadi perhatian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotabaru bersama-sama pihak Pemerintah Daerah untuk mencarikan solusi terbaik.

Baca juga=Wartawan Kotabaru Kebagian Satu Ekor Hewan Kurban

Bacaan Lainnya

Menurut data PDAM Kotabaru yang memiliki 6 Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan beberapa diantaranya sudah dalam kondisi kritis tentunya membuat pemenuhan air utamanya kepada pelanggan menjadi terhambat.

Humas PDAM Kotabaru, Sarwani saat di jumpai Kalselpos.com diruang kerjanya, Rabu (14/08) menjelaskan bahwa, untuk kondisi musim kemarau sekarang yang melanda Kabupaten Kotabaru dengan kekuatan 6 IPA yang ada dinilai sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Apalagi, untuk IPA gunung perak dan gunung tirawan sudah bisa dikatakan kritis karena air yang masuk sama sekali tidak sebanding dengan keperluan bahkan ada yang hampir mengering.

“PDAM Kotabaru memiliki 6 IPA khususnya yang ada di Kecamatan Pulau Laut Utara hampir keseluruhannya kondisinya debet airnya menurun, yang sangat terparah ada di wilayah Dam gunung perak sekarang posisi tangkapan airnya 0, dan di embung tirawan kondisi airnya berada di bawah titik 0 dengan pelayanan pelanggan sekitar 2 ribu lebih dan itu tentunya tidak mampu lagi menyuplay kebutuhan air,” terangnya.

Disampaikannya, dari 6 IPA yang ada sudah dilakukan penggiliran terhadap 4 IPA suplay air kepada pelanggan yakni, IPA gunung perak, gunung relly, gunung tirawan, sebagian area gunung ulin dan 2 IPA lainnya yang masih belum diberlakukan sistem bergilir adalah gunung sari dan sebagian gunung ulin.

“Sampai hari ini karena debet air semakin menurun ada wilayah terujung yang sama sekali tidak mendapatkan suplay air bersih dan kami akan segera mencarikan solusinya agar mereka juga dapat mendapatkan air,” jelasnya.

Menurut Sarwani, kondisi paling parah sudah dialami sejak 15 hari namun untuk kondisi kemarau yang sama sekali tidak ada turun hujan kurang lebih 1 bulan lamanya.

Terkait dengan sistem penggiliran air, sambungnya lagi, khusus untuk area terparah seperti halnya IPA gunung perak diberlakukan 1 hari jalan dan 1 hari mati.

Sementara, untuk daerah IPA gunung tirawan telah di berlakukan sistem 3 hari mati dan 1 hari jalan mengingat debet airnya yang sudah kritis.

Melihat kondisi demikian, selain melakukan penggiliran, PDAM juga akan merencanakan memberikan pelayanan air dengan menggunakan armada mobil tangki.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang mau tidak mau secepatnya kita harus melakukan hal itu untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari,” imbuhnya.

Baca juga=Wartawan Kotabaru Kebagian Satu Ekor Hewan Kurban

Salah seorang warga Kelurahan Baharu Utara, Sadeon mengaku bahwa di daerahnya air sudah mulai bergiliran namun masih bisa diatasi meskipun kondisinya mulai berkurang. “Mau tidak mau kita harus berhemat menggunakan air. Apalagi dengan kondisi kemarau seperti sekarang,” ujarnya.

Penulis:uzi/muliana/ardiansyah
Editor:Wandi
Penanggung jawab: SA Lingga

 

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait