Potensi Kerajinan Anyaman Purun dan Sasirangan dengan Pewarna Alami

Dr Myrna A Safitri, Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan BRG RI (dua dari kanan) melihat - lihat bakul purun hasil olahan ibu - ibu di Desa Darussalam Kecamatan Danau Panggang Kabupaten Hulu Sungai Utara yang merupakan salah satu desa peduli gambut.(Anas Aliando)

AMUNTAI, Kalselpos.com – Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia bekerjasama dengan Eco Fesyen melaksanakan lokalatih pembuatan produk fashion dengan teknik pewarnaan alami menggunakan tanaman dan buah – buahan yang berada disekitar lahan gambut di Kabupaten Hulu Sungai Utara, 20 – 25 Mei 2019.

Melalui kegiatan ini, BRG RI bersama Eco Fesyen berharap masyarakat dapat memanfaatkan  ekosistem gambut disekitarnya dengan bijak sebagai sumber bahan pewarna alami ramah lingkungan untuk pembuatan anyaman dan kain sasirangan.

Bacaan Lainnya

“Terdapat dua konsep desain yang diimplementasikan selama lokakarya, yaitu produk fashion dengan bahan dasar purun. Kemudian pembuatan model dan motif khusus sasirangan  untuk Kabupaten Hulu Sungai Utara,” ujar Dr Myrna A Safitri, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG RI kepada Kalsel Pos, usai acara penutupan kegiatan, bertempat di rumah Kepala Desa Darussalam Kecamatan Danau Panggang  Kabupaten Hulu Sungai  Utara, Sabtu (25/05/2019) kemarin.

Baca Juga ==>Potensi Perkebunan Sayur ‘Pasir Hijau’ Menjanjikan

Myrna menyampaikan, tujuan lokalatih adalah, menciptakan nilai tambah dan nilai ekonomi yang lebih baik pada produk kerajinan purun, Bamban dan kain sasirangan yang dibuat dengan menggunakan pewarna alami ramah lingkungan.

“Disamping tentunya juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengrajin lokal di Kalimantan Selatan,” ujarnya. Disampaikan, peserta lokalatih terdiri dari 30 orang pengrajin dan tujuan fasilitator di Kalimantan  Selatan yaitu Kabupaten Barito Kuala, HSS dan HSU.

Myrna menjelaskan, produk lokalatih akan ditampilkan selama acara Festival Gambut Indonesia di Oslo, Norwegia pada 29 – 30 Juni 2019, Eco Fashion Week, Antwerp, Belgia pada Oktober 2019 dan di Eko Fashion Week Indonesia, Jakarta pada November 2019.

Kegiatan lokalatih pengembangan kerajinan anyaman serta pembuatan kain sasirangan, lanjut Myrna, menggunakan teknik pewarnaan alami di Kalsel ini merupakan bagian dari rangkaian program Desa Peduli Gambut (DPG) dari  BRG RI.

Terdapat 10 kegiatan utama pada program DPG diantaranya, penempatan personil fasilitator untuk setiap desa, pemetaan sosial dan partisipatif, perencanaan program  desa, resolusi konflik, serta mendorong masyarakat lokal untuk memantau lahan gambut kegiatan restorasi di desanya.

Baca Juga ==>Potensi Perkebunan Sayur ‘Pasir Hijau’ Menjanjikan

Selama tahun 2017 – 2018 program DPG di Kalsel telah dilakukan di 26 desa/kelurahan yang terbagi kedalam 5 Kabupatenan yaitu HSU,  Barito Kuala, Tapin, HSS dan Tabalong.

Pada 2018, sebanyak 18 pengrajin perempuan dari sembilan desa binaan DPG mengikuti lokalatih yang dipandu oleh pengrajin anyaman dari Yogyakarta. Dari kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut partisipan menghasilkan 50 kerajinan purun berupa tas, dompet, topi tatakan piring dan keranjang yang ditampilkan pada berbagai ajang pameran.

“Pada 2018 BRG memberikan bantuan alat ekonomi produktif untuk pengembangan produk kerajinan berupa mesin jahit dan alat kerajinan lainnya kepada empat desa yakni Desa Tampakang Kecamatan HSU, Desa Gabah Kabupaten Tabalong, Desa Paramayan di HSS dan Desa Kaludan Kabupaten HSU,” ujar Myrna.

Penulis : Anas Aliando
Editor : Aspihan Zain
Penanggungjawab : SA Lingga

 

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android kami di Play Store 
Aplikasi Kalselpos.com

[smartslider3 slider=5]

Pos terkait