Ketinggian Tanah Sulitkan Pencarian Korban

Pencarian korban tanah longsor.(ist)

KOTABARU, Kalselpos.com – Pencarian terhadap 2 korban bencana di pulau Mata Sirih yang terjadi pada Rabu 24 April 2019 lalu hingga sekarang belum membuahkan hasil.

Tim gabungan dari BPBD, Basarnas, DPKP, Polsek Kecamatan Pulau Sembilan, Koramil setempat dan tentunya masyarakat hingga sekarang masih terkendala pada proses pencarian korban yang merupakan ibu dan anak atas nama Hikmah (25 tahun) dan anaknya Dea (6 bulan).

Bacaan Lainnya

Kendala utama tim evakuasi adalah masih tingginya timbunan tanah mencapai 5 hingga 7 meter sebabkan pencarian terhambat, meskipun sudah menggunakan bantuan mesin penyemprot air.

Disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotabaru melalui Kasi Kedaruratan Bencana, Syafarudin Syukur, berdasarkan informasi yang ia terima melalui pesan singkat sekitar pukul 21.00 wita malam pencarian di hentikan sementara hingga pukul 18.00 wita yang bekerja sejak pukul 08.00 pagi.

“Kendala di hadapi oleh tim masih kurangnya peralatan pada saat melaksanakan penggalian dan pencarian korban, dengan timbunan tanah setebal 7 meter lebih,” katanya.

Diutarakannya lebih jauh, untuk masyarakat Pulau Mata Sirih mulai pukul 17.00 wita sudah mulai mengungsi ke daerah pelabuhan yang belum selesai karena sama sekali tidak berani kembali kerumah masing-masing di saat waktu malam.

“Karena masih di selimuti perasaan takut, sebagian masyarakat lebih memilih bertahan di areal pelabuhan dari pada harus bermalam di sebagian rumah yang masih utuh, untuk jumlah pengungsi di perkirakan mencapai 500 orang yang berada di kawasan dermaga tersebut,” sambungnya.

Untuk persiapan lanjutan, sambungnya lagi, tim harus mempersiapkan mesin tambahan sebanyak 2 buah beserta selang isap dan buang untuk menyemprot areal timbunan tanah, kemudian pendistribusian logistik tambahan sangat dianggap perlu untuk kebutuhan masyarakat.

“Setelah persiapan sudah matang, maka keberangkatan ke lokasi harus sesegera mungkin mengingat melihat kondisi di pulau Mata Sirih, dan hingga sekarang kami terus intens melakukan kontak dengan menggunakan radio SSB,” pungkasnya.

Penulis:uzi
Editor:Wandi
Penanggung jawab: SA Lingga

Pos terkait