Berbagai Gebrakan Batola Pertahankan Adipura

Bupati Batola H Noormililay saat memberikan sambutan rapat Adipura.(istimewa)

MARABAHAN, kalselpos.com – Setelah berhasil meraih trophy adipura yang kedua, untuk kategori kota kecil tahun 2018, Kabupaten Barito Kuala (Batola) terus berupaya mempertahankan status Kota Adipura dengan melakukan berbagai gebrakan.

Demikian diungkapkan Bupati Batola Hj Noormiliyani AS saat Rapat Pembinaan Teknis Penilaian Adipura Tahap I (AP-I) Tahun 2019 di Aula Bahalap Kantor Pemkab Batola.

Bacaan Lainnya

“Kita telah me-launching Gerakan Hijau bertepatan pada Peringatan Hari Sampah Nasional Tahun 2019 belum lama tadi,” tuturnya di hadapan Pejabat Pengendali Dampak Lingkungan Madya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi, Asbiani beserta Tim Adipura Kalsel lainnya.

Baca Juga ==>Pertahankan Adipura, DLH Mengajak Masyarakat Jaga Kebersihan dan Hidup Sehat

Pada rapat yang juga dihadiri Penjabat Sekretaris Daerah Batola H Abdul Manaf, unsur forkopimda, Kepala DLH Batola Fahriana, para pimpinan SKPD, Camat, perbankan, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh wanita, tokoh pemuda, pengusaha dan berbagai lapisan masyarakat lainnya ini Noormiliyani menguraikan, Gerakan Hijau yang dilakukan Batola ini diantaranya berisi pencanangan 5 sekolah adiwiyata di setiap kecamatan.

Selain itu, lanjutnya, pembentukan 5 kelompok bank sampah di setiap kecamatan, pembatasan penggunaan kantong plastik sesuai Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2018, membentuk kantor ramah lingkungan, membentuk kantin sehat dan ramah lingkungan, serta penggunaan botol minuman plastik dan kantong ramah lingkungan.

Aksi dan arah kebijakan yang dilakukan diantaranya melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sesuai Perbup Nomor 56 Tahun 2018.

Kebijakan dan strategi yang dilakukan salah satu menjadikan penilaian adipura dengan menghitung jumlah pencanangan dan pengurangan sampah yang dilakukan di samping membuat Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2018 tentang Pengurangan Kantong Plastik.

Langkah yang dilakukan ini, menurut mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel ini, sesuai pula dengan Visi dan Misi Bupati Batola 2017-2022 yaitu Terwujudnya Barito Kuala Satu Kata Satu Rasa, Membangun Desa Menata Kota, Menuju Masyarakat Sejahtera (Batola Setara).

Baca Juga ==>Pertahankan Adipura, DLH Mengajak Masyarakat Jaga Kebersihan dan Hidup Sehat

“Jadi apa yang kita lakukan ini bukan hanya mengejar penghargaan adipura namun benar-benar sesuai dengan arah kebijakan yang pro lingkungan (green leadership),” katanya, belum lama ini.

Sementara itu, Pejabat Pengendali Dampak Lingkungan Madya DLH Provinsi Kalsel, Asbiani mengatakan, program adipura merupakan salah satu strategi dalam pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja pemerintah daerah dan mendorong partisipasi masyarakat dalam menciptakan kota yang bersih dan teduh.

Sedangkan kriteria dan indikatornya berupa pengelolaan sampah, pengelolaan RTH, pengendalian pencemaran air, udara, kebakaran hutan dan lahan, kerusakan akibat tambah, dan penerapan Jakstrada.

Asbiani menjelaskan, kriteria non fisik untuk adipura P1 di antaranya sebagaimana yang diamanatkan Jakstranas. Karenanya pada tahun 2019 program adipura mengalami perubahan-perubahan mendasar yang mengacu pada Jakstranas.

Dimana daerah akan menjadi basis awal dalam penilaian program adipura yang akan menggunakan branding Adipura 2025.

Baca Juga ==>Pertahankan Adipura, DLH Mengajak Masyarakat Jaga Kebersihan dan Hidup Sehat

Dari branding Adipura 2025, semua daerah diberikan kesempatan melakukan up-duting neraca pengelolaan sampah yang merupakan substansi penting dalam dokumen Jakstrada 2 kali dalam setahun dengan updating pertama tanggal 30 Juni dan updating kedua tanggal 31 Desember setiap tahunnya.

Penulis : Muliadi
Editor : Wandi
Penanggung Jawab : SA Lingga

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android kami di Play Store 
Aplikasi Kalselpos.com

[smartslider3 slider=6]

Pos terkait