Korban terakhir ini ditemukan tim gabungan, usai sekitar 13 jam lebih, bekerja tanpa kenal lelah, melakukan pencarian sekaligus pengalian bekas timbunan tanah longsor, yang menimpa ke lima pendulang intan tersebut.
BANJARMASIN, Kalselpos.com – Korban terakhir yang ditemukan dalam peristiwa longsor di kawasan pendulangan intan Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, adalah Sultony alias Akom, warga Sungai Tiung.
Sebagaimana yang dikutip Kalsel Pos dari laporan tim Tagana Provinsi Kalsel, pendulang intan satu, ini ditemukan sekitar pukul 03.30 Wita, pada Selasa (9/4) subuh kemarin, usai puluhan relawan, termasuk pihak TNI dan Polri, dibantu warga masyarakat setempat, terus melakukan pencarian sekaligus pengalian bekas timbunan tanah longsor, yang tanpa pantang menyerah.
Korban terakhir ini ditemukan tim gabungan, usai sekitar 13 jam lebih, bekerja tanpa kenal lelah, melakukan pencarian sekaligus pengalian bekas timbunan tanah longsor, yang menimpa ke lima pendulang intan tersebut.
Baca Juga ==>Lokasi Pendulangan Intan mendadak Longsor
Sementara, rekannya yang lain, yakni Muhammad alias Jumat, ditemukan lebih awal sekitar pukul 16.30 Wita,atau 2,5 jam usai kejadian, sekitar pukul 14.00 Wita, Senin (8/4) lalu.
Lalu, sekitar pukul 17.55 Wita, ditemukan lagi korban atas nama Aulia Rahman alias A’au. Kemudian korban Rofi’I alias Jomang (25), yang tercacat sebagai warga Sei Tiung RT 14 RW 005, Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, ditemukan malam harinya, sekitar pukul 21.30 Wita.
Sedang korban ke empat yang ditemukan adalah atas nama Noval alias Oval (25), warga Kertak Baru RT 23 RW 008, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka.
Seperti diberitakan sebelumnya, lima orang pendulang intan di kawasan pendulangan intan di Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka, tertimbun longsor, sejak Senin (8/4) siang, sekitar pukul 14.00 Wita.
Sebelumnya, dua di antaranya ditemukan lebih dulu, dalam keadaan tewas, yakni Muhammad alias Jumat dan Aulia Rahman alias A’au. Sedang, dua pendulang lainnya, atas nama Ardi dan Ipul, dilaporkan selamat dari ‘maut’.
Baca Juga ==>Lokasi Pendulangan Intan mendadak Longsor
Minimnya alat pompa air, sebelumnya menjadi menyebabkan para relawan kesulitan menemukan korban yang masih tertimbun.
Longsornya lubang pendulangan intan di kawasan itu, diduga terjadi karena kondisi tanah bercampur pasir dan kerikil basah, akibat hujan yang turun sejak Senin pagi, namun pendulangan tetap berjalan.
Diduga, saat kelompok pendulang yang berjumlah tujuh orang berada di dalam lubang, material tanah bagian atas longsor, dan menutup mulut lubang pendulangan, sehingga orang di dalamnya terkubur.
Penulis :SA Lingga
Penanggung jawab: SA Lingga
Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android kami di Play Store
Aplikasi Kalselpos.com
[smartslider3 slider=6]