Upayakan mengolah Limbah Sawit untuk Energi Listrik

Israul Huda

BANJARMASIN, Kalselpos.com – Opsi untuk mengatasi krisis ketenaga listrikan di Kalsel salah satunya dengan mengolah limbah sawit untuk dijadikan energi pembangkit listrik baru,sebagaimana yang pernah di lakukan di Kabupaten Kampar Riau Sumatera Utara.

“Potensi limbah sawit di Kalsel cukup menjanjikan, jika memanfaatkannya bagus untuk pembangkit listrik,” ujar pemerhati ekonomi STIE Pancasetia, Israul Huda kepada Kalselpos Kamis (14/03)

Bacaan Lainnya

Diketahui bersama ungkapnya, bahwa harapan besar masyarakat kalsel bebas dari byar pet, karena semua itu seperti tinggal harapan semata,bahkan sudah menjadi menu biasa baik siang dan malam hari. Kondisi ini tentu saja mendapat keluhan dan masyarakat diminta terus untuk bersabar dengan keadaan ini.

Baca Juga ==>Perusahaan Sawit banyak Serap Tenaga Kerja

“Kita disuruh terus bersabar tapi sampai kapan, kondisi ini berakhir yang terpenting ada upaya konkrit dari pemerintah,” terangnya.

Ia menambahkan, masih ingat terakhir akibat mengalami gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) yang terjadi pada Minggu (6/1/2019) lalu menyebabkan beberapa pembangkit besar mendadak berhenti beroperasi.

Akibatnya suplai listrik 30 persen pelanggan PLN sempat terhenti. Kemudian keberhasilan pembangkit listrik dari limbah sawit di Kabupaten Kampar Riau ini hasil kerja sama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Untuk menghasilkan listrik bahan baku yang digunakan berasal dari palm oil mill effluent (POME) atau limbah cair dari pabrik kelapa sawit Terantam.

Limbah cairnya juga mampu menghasilkan listrik sebesar 700 Kilo Watt (KW). limbah sawit bisa menjadi bahan baku utama untuk menggantikan BBM berbahan solar untuk penggerak Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Baca Juga ==>Perusahaan Sawit banyak Serap Tenaga Kerja

Biasanya PLTD yang umumnya dipakai oleh PT PLN dalam membangkit tenaga listrik menggunakan minyak dari bahan fosil tersebut sebagai sumber utama mesin penghasil listrik.

Namun kini PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) selaku mayoritas pemilik PLTD jenis di tanah air sudah layak mempertimbangkan penggunaan bahan limbah sawit sebagai sumber penggerak utama.

“Ini peluang bagi Kalsel karena daerah ini kaya dengan perkebunan sawit. Tinggal bagaimana memanfaatkan dengan baik,” sebut pria penggemar olahraga Arung Jeram ini.

Lanjut Israul, capaian yang dilakukan PTPN V bersama BPPT di Kabupaten Kampar, Riau, bisa menjadi inspirasi bagi Kalsel apalagi selama ini krisis listrik belum tertangani secara optimal dan selalu bergantung kepada pasokan PLTU Asam-asam semata sebagai jantung energi listrik Kalsel/teng.

Pemaanfaatan limbah sawit harus menjadi nilai tambah ekonomi bagi banua.Selama ini diketahui minyak sawit identik dengan kebutuhan dapur, industri dan kebutuhan terkait manusia secara langsung, maka hal yang berikut akan memberi data data baru, bahwa manfaatnya jauh meluas ke luar zona tradisioanal tersebut.

Baca Juga ==>Perusahaan Sawit banyak Serap Tenaga Kerja

Hal ini selaras juga dengan program i Biodiesel 20 persen atau B20 yang mulai diterapkan sejak September tahun lalu.

“Karena itulah harus ada keberanian dan regulasi Pemerintah provinsi untuk mengatur hal itu. Sinergitas yang terus dilakukan dengan lintas lembaga termasuk ekonomi, sehingga Kalsel Mapan ( Mandiri dan Terdepan) bisa terealisasikan “, harap dosen yang juga ahli otomotif ini.

Sementara Pakar Lingkungan Hidup Kalsel, Dr Lyta Permatasari MSi mengatakan, pemanfaatan limbah sawit harus dilakukan dengan bijak, sehingga ada keselarasan dengan lingkungan hidup.

Yang perlu diperhatikan adalah hitungan emisi dari limbah tersebut. Kalau arus yang dihasilkan memang tinggi, sangat bagus untuk pembangkit listrik. Karena tidak menutup kemungkinan juga emis gas metan dari dari perkebunan sawit dan limbah sawit ditangkap untuk dijadikan sumber energi.

“Saya rasa bisa kita terapkan di Kalsel, apabila teknologinya disupport dan dilakukan dengan feasibility study yang tepat, karena provinsi tertua di Kalimantan ini kaya akan sawit, “ beber Lyta.

Baca Juga ==>Perusahaan Sawit banyak Serap Tenaga Kerja

Penulis : Sidik Alfonso
Editor : Aspihan Zain
Penanggungjawab : SA Lingga

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android kami di Play Store 
Aplikasi Kalselpos.com

[smartslider3 slider=6]

Pos terkait