Lima ASN Terima Piagam Purna Tugas

MARABAHAN, Kalselpos.com –  5 ASN yang memasuki masa purna tugas menerima piagam penghargaan yang diserahkan oleh Wakil Bupati H Rahmadian Noor.
Kelima ASN yang memasuki masa purna tugas masing-masing Hj Gusti Sri Murni dari Dinas PUPR, Sarwani Samiun dari Disporbudpar, serta 3 dari Disdik masing-masing Surono, Hj Suaidah, dan Hj Ainun Diningsih.
Sementara itu dalam pelaksanaan apel, Kepala Disbunnak Batola, H Alfian Noor menyinggung tentang penyakit rabies dan perkebunan kelapa sawit. Terkait rabies, Alfian mengatakan, saat ini pemerintah telah melakukan kegiatan pemberantasan.
Ia menerangkan penyakit rabies merupakan jenis penyakit zoonosis yang bisa menular melalui gigitan, sehingga apabila hewan tertular melakukan penggigitan bisa menyebabkan penularan.
Disebutkannya, terdapat 10 jenis hewan yang bisa menularkan penyakit rabies di antaranya anjing, kucing, monyet, kelelawar, kelinci liar, burung, tikus, reptil, musang, dan serigala.
Dari 10 jenis hewan ini yang paling rentan menimbulkan penularan adalah kucing mencapai hingga 90 persen, mengingat populasinya lebih banyak terdapat di masyarakat.
Dikatakannya, pemerintah menargetkan tahun 2020 penyakit rabies akan diberantas tuntas. Hanya saja fenomena di masyarakat masih saja terjadi penggigitan terutama disebabkan kucing. Sedangkan di Kalsel, tahun 2018 masih terjadi di wilayah Banjarbaru yang mencapai 10 kasus gigitan.
Kadis Bunnak Batola ini mengingatkan, jika masyarakat mengalami gigitan supaya segera melapor ke klinik terdekat untuk dilakukan tindakan. Bagi pemelihara diharapkan memvaksin kan hewan-hewan peliharaan ke disbunnak maupun pelayanan terdekat. Vaksin rabies disarankan dilakukan setiap tahun untuk menghindari terpaan penyakit berbahaya ini.
Untuk bidang perkebunan terutama kelapa sawit, Kadis Bunnak Batola H Alfian Noor mengutarakan, mengalami perkembangan pesat. Bahkan secara nasional budidayanya mencapai 8,9 juta hektar atau lebih besar dari Malaysia.
Meski areal perkebunan lebih besar, namun lanjut dia, produk minyak yang dihasilkan berada di bawah negara-negara lain. Pemicunya selain rendahnya kualitas juga adanya kampanye negatif negara lain yang menyebabkan negara-negara erofa dalam 5 tahun terakhir menyetop pembelian sawit Indonesia.
Saat ini, terang Alvian, Pemerintah Nasional melalui Kementerian Pertanian gencar melaksanakan sertifikasi expo yang mewajibkan setiap perusahaan memiliki sertifikasi ini sebagai wujud kepedulian terhadap tata kelola lingkungan secara berkelanjutan baik aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Untuk Kalsel sendiri, menurut Disbunnak Batola ini Pemprov bekerjasama dengan GAPKI (Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia) dalam 2 minggu terakhir melaksanakan sosialisasi expo dan klinik expo di Banjarbaru yang dibuka Gubernur Kalsel.
Tujuannya untuk mempercepat memperoleh sertifikasi expo terhadap 70 perusahaan sawit terdaftar di Gapki. Di Kalsel dari 70 perusahaan hanya terdapat 51 persen yang bersertifikat expo. Sedangkan di Batola dari 8 perusahaan sawit terdapat 2 perusahaan untuk memperoleh sertifikasi expo yaitu PBB dan ABS.
“Harapan kita ke depan semua perusahaan bisa memperoleh sertifikasi expo sehingga nilai jual sawit di mata dunia bisa diterima,” katanya sembari menyebut, untuk mendapatkan sertifikat itu memang sulit diantaranya produksi dari perkebunan di atas dari 50 persen.
Penulis:Muliadi
Editor:Wandi
Penanggung jawab:SA Lingga

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android kami di Play Store 
Aplikasi Kalselpos.com

[smartslider3 slider=6]

Pos terkait